Seorang laki-laki dewasa sudah sepatutnya untuk salat berjamaah di masjid.
Itulah yang selalu dilakukan suamiku, ayah anak-anakku.
Dia rutin melakukan salat wajib di mushola atau masjid terdekat. Baik yang terdekat dengan tempatnya bekerja saat jam kerja, dan dekat rumah saat sedang di rumah bersama kami.
“Ayah, kenapa selalu ke masjid kalau salat. Kan Ayah itu imam keluarga, jadi harusnya memimpin salat di rumah untuk Ibu dan anak Ayah yang semuanya perempuan.”
Begitu protes si bungsu pada ayahnya. Dia juga memberi contoh potongan cerita di televisi yang menggambarkan suasana salat sebuah keluarga.
Ayahnya tersenyum dan menjelaskan alasan seorang laki-laki harus salat wajib berjamaah di masjid dan tugas sebagai imam keluarga yang tidak hanya memimpin salat keluarganya. Tugas utama lainnya adalah menghidupi keluarga dengan harta yang halal baik wujud maupun cara mendapatkannya.
Kondisi sekarang ini, wabah pandemik corona menjadi penghalang untuk bisa melakukan kewajiban di tempat ibadah. Bukan hanya salat wajib, tapi kegiatan lain yang berkaitan dengan ibadah seperti TPA anak-anak, pengajian majelis taklim, kajian tausiah, kegiatan remaja muslim, bahkan aktivitas bulan puasa yang biasanya penuh dengan acara yang mendukung suasana berpuasa, harus dikerjakan di rumah saja.
Anak-anak senang ayahnya punya waktu lebih banyak dari biasanya, tapi juga sedih karena pahala beribadah di masjid tentu tidak ada.
Lagi-lagi ayah mereka punya cara jitu memberi rasa nyaman dari situasi ini.
“Mari kita berdoa terus pada Allah Sang Pemberi rasa aman, untuk melindungi kita dari segala yang terjadi dan menyelamatkan kita dari apa yang ditakuti.
Ketakutan itu manusiawi, tapi Allah sudah menetapkan cara-cara yang dibenarkan oleh agama saat kita didera rasa takut, seperti takut akan virus corona. Hal utama yang harus kalian lakukan adalah jangan putus berdoa, beribadah sujud pada-Nya. Lalu percayakan penanggulangan wabah ini pada orang-orang yang mengerti persoalannya.”
Yah, saat ini memang sebaiknya ibadah di rumah saja dulu. Jangan menunda-nunda hanya karena semua dilakukan di rumah. Ingat sisa umur yang berkurang setiap harinya, sedang dosa semakin bertambah setiap waktunya.
wisataliterasi/hadiyatitriono