Minggu pagi yang agak mendung, tidak menyurutkan langkah sekelompok orang untuk berbagi. Di masa pandemi seperti ini pasti terbayang aksi bagi-bagi sembako dan media protokol kesehatan seperti masker. Hmm, pandangan itu benar sebagian.
Satu komunitas yang telah menerapkan hidup sehat dengan meminum teh kualitas premium, hari itu mendatangi satu lapangan yang ramai pengunjung di pagi maupun sore hari. Lapangan tersebut terletak di jantung kota Denpasar dengan patung Catur Muka sebagai penanda, dan patung yang menggambarkan perang Puputan Badung di dalam lapangan.
Pagi itu, walau tidak seramai biasanya karena pandemi, anggota komunitas peminum teh sehat berbagi kebahagiaan pada pengunjung lapangan untuk ikut merasakan khasiat minuman mereka. Niat baik ternyata bersambut dengan nongkrongnya komunitas sepeda tua di pinggir lapangan. Berjajar rapi sepeda-sepeda jadul di depan pelataran parkir mulai depan Pura Jagatnatha hingga Museum Bali.
Dua termos besar telah tersedia, berisi teh panas yang siap edar, dibagikan gratis kepada pengunjung yang pagi itu didominasi pesepeda jadul. Masa-masa riskan penyakit dewasa ini, memang perlu untuk menjaga kesehatan dengan asupan makanan dan minuman yang menyehatkan. Teh kualitas premium, diminum hangat dan habiskan, tanpa gula dan tanpa seduh ulang, akan menopang imun tubuh bekerja lebih baik menghadang virus. Tidak lupa pula mereka memberikan juga masker kain gratis. Perpaduan yang serasi, menjaga dari dalam tubuh dengan teh hangat, dan mencegah dari luar dengan masker.
Rutin dan disiplin memanfaatkan keduanya, akan memberi dampak positif bagi diri sendiri. Bukankah kita harus tetap survive di masa sulit ini. Jaga kesehatan, jaga pikiran dan selalu jalankan protokol kesehatan dalam melakukan kegiatan rutin sehari-hari.
Salam Sehatiā¦
wisataliterasi/hadiyatitriono