Manusia memang tak luput dari salah dan dosa. Perbuatan yang dilarang sering dilanggar untuk tetap dilakukan, sementara perintah yang seharusnya kita lakukan malah diabaikan, tidak dilakukan. Begitulah yang kerap terjadi dalam kehidupan.
Saat terjadi perubahan sikap seseorang dari salah lalu memperbaiki diri untuk lebih baik, ini bisa dikatakan sebagai Hidayah Allah.
Allah memiliki banyak cara untuk memberi hidayah kepada umat-Nya. Inilah satu peristiwa yang dialami seorang kerabatku.
Di usia yang makin menapak senja, bertahun-tahun dia enggan untuk melakukan ibadah sholat. Wallahu a’lam. Bukan hanya sholat lima waktu, berkumpul dengan sesama muslim – kecuali lingkungan keluarga sendiri – dia pun enggan untuk menghadirinya.
Berbagai alasan selalu diutarakan sebagai bentuk penolakan.
Apakah dia mengaku sebagai pemeluk agama Islam?
Jawabnya, “Ya”.
Tertera jelas di data Kartu Penduduk miliknya.
Namun, Allah adalah Sang Pembolak-balik hati manusia. Dia selalu memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Inilah yang terjadi pada kerabatku itu. Peristiwa yang mampu menyadarkannya akan terdengar sepele bagi orang lain. Mimpi. Bunga tidur di suatu malam, yang mampu membuatnya untuk berubah.
Apakah dia didatangi Nabi, Rasul atau orang suci yang memberi wejangan tentang hidup dan perintah yang harus dijalani oleh manusia sebagai mahluk Allah?
Jawabnya, “Tidak”
Seseorang yang hadir dalam mimpinya adalah adik kandungnya yang baru seratus hari meninggal dunia. Di alam bawah sadarnya, terlihat sosok almarhum adik mendekatinya.
“Mas, sholatlah. Kapan lagi kamu punya waktu di dunia untuk ingat Allah.”
Hanya itu kata-kata yang melekat dan dia ingat hingga terbangun dari tidurnya. Sungguh Allah Maha Besar. Hatinya dibuka dan kesadarannya dimunculkan. Allahu Akbar….
Diambilnya air wudhu, lalu ditunaikannya sholat dengan linangan air mata. Anak bungsunya terkejut saat melihat sang ayah tegak berdiri di atas sajadah, dengan baju koko dan kain sarung. Hal yang lama tidak dilihatnya, sejak dia tahu dari Taman Kanak-Kanak bahwa umat Islam itu harus sholat, hingga duduk di kelas IX saat ini.
Si bungsu mengabarkan berita gembira itu pada ibunya yang ikhlas meninggalkan agamanya untuk menjadi mualaf. Menetes air mata haru dari sudut netranya. Doanya diijabah Allah.
Sungguh, sebagai manusia kita tak berarti di dunia ini bila tanpa melaksanakan ibadah sesuai tuntunan agama. Sholat kita akan dihisab nantinya.
Syukurlah jika masih diberi waktu untuk bertobat dan bisa menegakkan sholat hingga maut menjemput.
wisataliterasi/hadiyati triono